Jakarta, FORTUNE – Perusahaan di Amerika Serikat mulai beradaptasi dengan tingkat inflasi yang membubung tinggi. Sebagai langkah penyesuaian bisnis, saat ini tidak sedikit korporasi mulai menargetkan konsumen dari golongan kaya karena diyakini tidak terdampak oleh kenaikan harga barang dan jasa.
Menurut Fortune.com, Minggu (2/4), peritel dan perusahaan produk konsumen memiliki keyakinan tinggi untuk menaikkan harga di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu.
Namun, seiring tekanan keuangan yang mereda, beberapa perusahan mencari cara baru untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan. Mereka pun berfokus untuk memproduksi barang premium di tengah penurunan penjualan secara keseluruhan.
“Jika Anda ingin melakukan lindung nilai terhadap tantangan ekonomi, Anda melakukannya dengan mengejar pendapatan atas,” kata Marshal Cohen, kepala penasihat industri pada firma riset pasar Circana.
Walmart, misalnya, menampilkan krim kelas atas seharga US$90 di lorong kecantikannya pada cabang tertentu. Produsen kecap, Heinz, merilis sederet bumbu spesial yang disebut Heinz 57 seperti wadah madu infus 11,25 ons dengan truffle hitam yang harganya sekitar US$7.
Sementara, Colgate-Palmolive tahun lalu membuat gebrakan dengan mengumumkan pasta gigi penghilang noda dengan ukuran tiga ons seharga $10. Produk tersebut dikatakan yang pertama di AS dengan banderol harga semahal itu.