Jakarta, FORTUNE - Otoritas Kesehatan Inggris resmi memberikan persetujuan bagi penggunaan obat (oral) anti COVID-19, Molnupiravir, buatan Merck. Dengan begitu, negara tersebut menjadi yang pertama dalam mengedarkan obat tersebut kepada masyarakat luas.
Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) telah merekomendasikan penggunaan obat Molnupiravir pada pengidap COVID-19 dewasa. Menurut otoritas itu, obat akan diberikan sesegera mungkin setelah seseorang dinyatakan positif terinfeksi dan memiliki gejala.
Molnupiravir ditujukan bagi pengidap COVID-19 bergejala ringan hingga sedang, serta memiliki risiko keparahan dari penyakit bawaan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Sejak merilis data penelitiannya bulan lalu, obat tersebut telah diawasi secara ketat oleh regulator. Hasil uji klinis menunjukkan Molnupiravir dapat mengurangi risiko kematian maupun perawatan di rumah sakit bagi penderita COVID-19 hingga 50 persennya. Obat ini diberikan pada saat awal bergejala.
Stephen Powis, Direktur Medis Nasional untuk Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris, mengatakan obat itu akan diberikan kepada pasien dengan risiko komplikasi lebih tinggi. Terlebih, Inggris sebentar lagi memasuki musim dingin paling menantang.
Menurut Powis, obat itu kelak akan didistribusikan secara lebih luas. Itu jika manfaat klinis maupun ekonomisnya dalam mengurangi risiko perawatan atau kematian terbukti.
“Kami pemerintah dan NHS sekarang bekerja untuk segera melakukan perawatan dengan obat ini kepada pasien secara lebih awal. Melalui uji secara nasional, kami dapat mengumpulkan lebih banyak data tentang bagaimana antivirus ini bekerja pada populasi yang sebagian besar sudah divaksinasi," kata Menteri urusan vaksin Inggris, Maggie Throup, Jumat (5/11) seperti dikutip dari Reuters.