Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengtakan Indonesia memiliki sumber produksi beras yang melimpah, sehingga harga beras di pasar domestik tetap terjaga, meskipun gejolak rantai pasok pangan sedang terjadi akibat konflik Rusia-Ukraina.

Jokowi menyatakan, masyarakat harus bersyukur karena harga pangan utama, khususnya beras, tidak mengalami kenaikan. “Untungnya, kita ini, Alhamdulilah, rakyat kita utamanya petani masih berproduksi beras, dan sampai saat ini harganya belum naik, semoga tidak naik, karena stoknya selalu ada dan sudah tiga tahun kita tidak impor beras lagi,” ujarnya dalam Peringatan Hari Keluarga Nasional, di Medan, Kamis (7/7).

Dengan stok beras yang melimpah, impor pun tidak diperlukan, justru jika memungkinkan Indonesia bisa mengekspor. “Biasanya kita impor 1,5 juta ton, 2 ton. Ini sudah tidak impor lagi,” katanya.

Hal inipun harus disyukuri, lantaran beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan karena terlambatnya pasokan pangan akibat perang Rusia-Ukraina, yang mengakibatkan harga-harga pangan naik. “Seluruh dunia naik. Ada yang naiknya sudah 30 persen, ada yang naiknya sudah 50 persen,” ujarnya.

Harga gandum naik, waspadai kenaikan harga mi dan roti

Presiden Jokowi pada Peringatan Harganas Tahun 2022, Kamis (7/7), di Medan, Sumut. (Tangkapan layar)

Namun demikian, Jokowi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati pada jenis komoditas gandum. Apalagi, Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor gandum dalam jumlah besar mencapai sekitar 11 juta ton per tahun.

“Ini hati-hati yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 30-40 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia, semua ada di situ,” ucap Presiden.

Menurutnya, banyak negara bergantung pada impor gandum dari Rusia dan Ukraina. “Sekarang ini sudah mulai, karena barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina, enggak bisa keluar dari Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan,” tutur Presiden Jokowi.

Perbandingan konsumsi beras dan gandum

Editorial Team

Tonton lebih seru di