Jokowi meresmikan tol Bocimi Ruas Cigombong-Cibadak, Jumat (4/8). (Tangkapan layar)
Selaras pada ucapan Presiden soal alasan tingginya realisasi investasi di Provinsi Jawa Barat, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa pada Kuartal II/2023, Jawa Barat menempati peringkat pertama sebagai Provinsi dengan realisasi investasi yang mencapai Rp53,7 triliun. Jumlah ini adalah gabungan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp15,4 triliun, dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai US$2,6 miliar atau setara Rp38,3 triliun.
Sementara, pada Semester I/2023, realisasi investasi di Provinsi Jawa Barat, terhitung Rp103,7 triliun, dengan PMDN mencapai Rp37,2 triliun dan PMA senilai US$4,48 miliar atau setara Rp66,4 triliun (kurs Rp14.800 per Dolar AS). Dengan demikian, realisasi investasi di Jabar sudah memenuhi sekitar 55 persen target 2023 yang mencapai Rp188 triliun.
Antaranews menuliskan, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Nining Yulistiani, menyebut Jawa Barat memiliki faktor pendukung yang tak dimiliki wilayah lain. "Realisasi investasi ini tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang memadai di Jawa Barat. Sehingga para investor tetap memilih menanamkan modalnya di sini, meski upah para pekerjanya sudah terbilang tinggi," katanya, Rabu (2/8).
Hal ini selaras juga dengan pernyataan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, yang menyebut prestasi investasi modal asing di Jawa Barat, tak lepas dari sepak terjang Gubernur Ridwan Kamil dalam menawarkan investasi secara ‘door to door’. "Kang Emil paten juga ya. Berarti cara dia menarik investasi bagus," ujarnya, Jumat (21/7).