Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan kebutuhan pendanaan transisi energi ASEAN mencapai US$29,4 triliun atau sekitar Rp455,65 kuadriliun (kurs Rp15.498,27 per dolar AS), hingga 2050.
Oleh karenanya, diperlukan scaling up pendanaan berkelanjutan sehingga transisi energi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan bermanfaat bagi rakyat. “Sinergi pemerintah, swasta dan perbankan adalah kunci dan harus jadi game changer untuk mempercepat transisi energi, sehingga realisasi proyek prioritas untuk dukung inisiatif pengurangan emisi penting untuk terus didorong,” ujarnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia Zero Emission Community (KTT AZEC), Senin (18/12).
Menurutnya, pendanaan inovatif adalah salah satu cara untuk mendukung transisi energi yang dilakukan di setiap negara, meskipuni strategi transisi energi yang digunakan setiap negara unik dan berbeda. “Saya harap kerja sama AZEC dapat menekankan pentingnya kerja sama dekarbonisasi pendanaan yang inklusi,” katanya.