Jokowi Minta APBN 2023 Difokuskan Untuk Program Prioritas Nasional

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi), meminta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 difokuskan pada penyelesaian prioritas nasional. Beberapa program produktif yang menjadi fokus utama antara lain terkiat penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
"Baik yang berkaitan dengan penurunan stunting, penurunan kemiskinan ekstrem, dan juga ketahanan pangan, serta agenda menjelang pemilu," ujarnya dalam sidang Kabinet Paripurna, Senin (16/1).
Upaya ini merupakan bagian dari sikap pemerintah menanggapi setiap dinamika perubahan dunia yang dinilainya sangat cepat dalam beberapa waktu terakhir.
Jokowi berharap Indonesia masih akan terus kuat di berbagai sektor, mulai dari ekspor, investasi, sampai dengan penguatan hilirisasi. “Ini akan memberikan dampak yang luas bagi kesempatan kerja, bagi rakyat kita, dan juga akan menambah devisa bagi negara,” katanya.
Pengendalian inflasi
Jokowi mengungkapkan salah satu pencapaian positif Indonesia adalah pengendalian inflasi yang masih bisa ditekan hingga 5,5 persen dan diharapkan terus bisa berlangsung di masa yang serba tak menentu ini. “Kita harapkan juga urusan inflasi ini bisa kita keroyok bareng-bareng, agar sedapat mungkin ditekan inflasi tahun ini bisa di bawah 5 persen,” ujarnya.
Dalam pengendalian ini Jokowi meminta Bank Indonesia untuk terus memperkuat perannya sebagai instrumen moneter. “Saya juga minta Mendagri untuk terus melanjutkan agar daerah-daerah ikut bersama-sama berpartisipasi dalam menekan inflasi, agar bisa kita tekan sekecil mungkin,” katanya.
Ia optimistis, komponen bangsa bisa menghadapi situasi dunia saat ini dengan semakin baik. “Saya yakin setelah saya keluar masuk pasar, saya lihat stabilitas harga, saya melihat peluang itu sangat mudah apabila dikerjakan bersama-sama, sama seperti pada saat kita menyelesaikan pandemi Covid-19 yang terjadi di negara kita,” kata Jokowi.
Transfer ke daerah
Salah satu solusi untuk memacu perekonomian dalam negeri, khususnya di daerah, adalah transfer ke daerah seperti Dana Desa. Ia berharap setiap Kementerian terkait memastikan transfer ini berjalan lancar dan bisa mencorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“APBD ini harus sinkron dengan APBN. Artinya, sinkron dengan prioritas-prioritas nasional yang telah, saya kira bolak-balik saya sampaikan, terutama yang berkaitan dengan ekonomi kerakyatan, yang berkaitan dengan ekspor, dan yang berkaitan dengan investasi,” katanya.
Waspada pertumbuhan ekonomi dunia
Meski tahun 2022 bisa dilewati dengan baik dengan pertumbuhan ekonomi 5,72 persen pada kuartal III/2022 dan pendapatan negara yang tumbuh hingga 30,36 persen, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia kian turun, bahkan sampai 1,7 persen di tahun 2023.
Untuk itu, dia meminta semua berhati-hati terhadap kondisi dunia saat ini, terlebih dengan ekanan geopolitik yang semakin tinggi, ekonomi dunia melemah termasuk negara-negara besar; EU, China, Amerika.
"Saya kira diperkirakan akan melemah semua, padahal ekspor kita ke negara-negara itu sangat besar sehingga kita juga harus hati-hati,” kata Jokowi.