Jakarta, FORTUNE - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti gubernur se-Indonesia terkait potensi kenaikan harga akibat ketidakpastian situasi global. Kondisi tak menentu tersebut, menurutnya, turut menyebabkan krisis energi hingga pangan yang dapat berdampak ke perekonomian dalam negeri.
“Harga minyak dunia naik dua kali lipat, belum gas, belum lagi kelangkaan pangan, yang menyebabkan harga-harga juga akan melonjak,” ujarnya saat memberikan arahan kepada gubernur se-Indonesia di Hotel Novotel, Balikpapan, Senin (14/3).
Lantaran itu, Kepala Negara meminta para gubernur untuk menyesuaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing dengan situasi yang terjadi saat ini.
Menurutnya, fleksibilitas belanja daerah juga menjadi kunci untuk menghadapi tiap tantangan yang dapat menerjang sewaktu-waktu. “Dalam penganggaran di APBD Bapak/Ibu ubah semuanya tidak seperti pada waktu yang normal dulu, jangan business as usual APBD harus bisa kita create disesuaikan, kuncinya cuma satu kecepatan kita untuk menyesuaikan,” jelas Presiden.
Kekhawatiran atas kenaikan harga barang bukan kali ini saja disampaikan Jokowi. Sebelumnya, dalam rapat pimpinan TNI-Polri di Jakarta pada awal Maret lalu, ia menyinggung mengenai masalah kelangkaan energi yang terjadi sebelum meletusnya konflik Rusia-Ukraina dan membuat harganya naik.
Namun, kini situasinya semakin parah dan membuat harga minyak kian melambung. "Harga minyak sekarang sudah di atas US$100 yang sebelumnya hanya US$50-US$60. Semua negara yang namanya harga BBM naik semua, LPG naik semuanya. Hati-hati dengan ini," katanya.
Efek berantai tersebut menurutnya harus diwaspadai karena menimbulkan tantangan ekonomi yang tak mudah. “Sekarang kerja makro saja, enggak mungkin bisa menyelesaikan masalah. Semuanya kerja makro, kerja mikro. Makronya tahu, mikronya juga harus dikerjakan di lapangan,” ujar mantan Wali Kota Solo ini.