Jakarta, FORTUNE - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, membahas soal usulan impor KRL bekas di hadapan Komisi VI DPR RI. Menurutnya, peningkatan penumpang KRL saat ini telah melampaui prediksi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Pada hasil rapat sebelumnya yang melibatkan INKA dan KAI, proyeksi pertumbuhan penumpang KRL pasca-pandemi pada level konservatif. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan pertumbuhan sangat signifikan.
"Kalaupun ada impor, seminimal mungkin yang kita minta. Karena itu hanya menutupi yang namanya gap dari kebutuhan 6 bulan atau 7 bulan ke depan," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi VI, Senin (5/6).
Kenaikan jumlah penumpang disebutnya tidak hanya terjadi pada penumpang kereta, namun juga pada penumpang pesawat di Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Ngurah Rai, Bali.
Oleh karena itu, dia merasa perlu adanya impor kereta bekas sambil menunggu PT INKA memproduksi pesanan PT KCI. Impor kereta bekas menjadi salah satu solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek pengguna kereta.
"Buat Indonesia ini hal yang positif. Karena itu INKA sendiri setelah saya periksa, memang untuk mengikuti suplai kebutuhan kereta api kemarin salah satunya yaitu melakukan impor, tetapi harus diiringi produksinya sendiri ini," ujarnya.