Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Pekerja Kantoran Saat Jam Makan Siang di Canary Wharf, London. Shutterstock/Viiviien

Jakarta, FORTUNE - Generasi Z (Gen Z) memiliki pandangan berbeda tentang pekerjaan sampingan dibanding generasi pendahulu. Ini ulasan tentang karakteristik pekerja Gen Z terkait hal tersebut.

Laporan 2023 EY Gen Z Segmentation Study menyebut, empat puluh persen Gen Z (populasi yang lahir antara 1997-2007) mengaku menghasilkan uang baik dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, di antaranya: Gen Z yang meninjau kembali norma-norma di tempat kerja dan memilih tak mengabdikan diri sepenuhnya pada karier mereka, di tengah menghadapi pasar kerja yang semakin ketat sehingga membuat mereka takut akan kondisi keuangan di masa depan.

Lewat pekerjaan sampingan, Gen Z mencari cara menghasilkan uang tambahan di tengah masa ekonomi yang penuh gejolak. Dikutip dari Fortune, EY menyebut, 73 persen Gen Z mengaku memiliki pekerjaan sampingan untuk memperoleh lebih banyak uang.

"Itu merupakan cara mereka melakukan lindung nilai terhadap gejolak keuangan yang bisa terjadi saat ekonomi melemah dan perusahaan melakukan PHK," kata Managing Director EY LLP EY Americas Cultural Insights and Customer Strategy Leader, Marcie Merriman.

Latar belakang pandangan Gen Z terhadap pekerjaan sampingan

Editorial Team

Tonton lebih seru di