Jakarta, FORTUNE - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) buka suara soal pemberitaan yang menyebutkan bahwa aliran transaksi kereta cepat dikuasai oleh bank Cina.
Hal tersebut mengemuka usai Direktur Utama BPD Jawa Barat dan Banten (Bank BJB), Yuddy Renaldi, menyatakan seluruh aliran transaksi keuangan masih dikuasai bank asal Cina.
Namun, General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyatakan transaksi keuangan yang berkaitan dengan berbagai aktivitas pada manajemen kereta cepat dilakukan di Indonesia, serta telah berkolaborasi dengan bank domestik.
Menurutnya, Kereta Cepat Whoosh merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, hasil kolaborasi Indonesia dan Tiongkok. Dalam pelaksanaan kerja samanya, China Development Bank (CDB) menjadi kreditur yang mendanai proyek kereta cepat tersebut.
"Pada prosesnya untuk memastikan kelancaran transaksi, KCIC dan CDB bekerja sama dengan beberapa bank yang beroperasi penuh di Indonesia di bawah pengawasan Bank Indonesia dan OJK dan memiliki jaringan internasional, salah satunya BNI," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (27/11).
Bank itu menjadi mitra KCIC untuk transaksi perseroan, termasuk payroll pegawai, pembiayaan, dan pembayaran tagihan kepada pihak ketiga. "Transaksi bisnis KCIC sebagian besar tetap dilakukan di dalam negeri, sehingga perputaran dana diharapkan tetap memberikan benefit yang optimal bagi perekonomian nasional," kata Eva.