Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang tidak berjalan dengan baik berdampak pada tertekannya industri manufaktur nasional.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan sektor manufaktur pada saat bersamaan menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan itu berakibat pada melonjaknya harga bahan baku dan biaya produksi.
“Selanjutnya, [faktor] lain yang berdampak terhadap industri manufaktur adalah kebijakan HGBT yang tidak berjalan dengan baik. Beberapa industri justru membeli harga di atas US$6 per MMBTU, sehingga menurunkan daya saing produk mereka,” kata Febri melalui pernyataan tertulis yang dikutip Kamis (2/11).
HGBT untuk sektor industri harus terlaksana dengan tepat sesuai peraturan yang berlaku karena isu kenaikan HGBT akan berpengaruh terhadap daya saing industri.
Dia menilai perluasan program HGBT juga akan berdampak pada peningkatan investasi sektor industri di Indonesia menyusul ketersediaan energi yang kompetitif.