Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IMG-20250923-WA0007(1).jpg
Dok. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Investasi Republik Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan PT Edena Capital Nusantara untuk memfasilitasi penyaluran investasi asing langsung (FDI) melalui platform aset keuangan digital.

Skema ini ditargetkan mencapai US$10 miliar pada 2026 dan meningkat menjadi US$50 miliar pada 2027, sejalan dengan agenda transformasi ekonomi menuju Visi Indonesia Emas 2045.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menegaskan pemerintah memandang platform Aset Keuangan Digital Edena sebagai katalis penting dalam memperluas akses investasi dan menarik modal asing.

"Kami berkomitmen mendukung inisiatif ini yang akan memperluas kesempatan investasi bagi 270 juta penduduk Indonesia sekaligus menarik modal asing yang signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kami,” ujar Pasaribu, dalam keterangan pers, Selasa (23/9).

Langkah ini dinilai relevan di tengah transformasi pasar keuangan global menuju digitalisasi, di mana institusi besar seperti BlackRock mengalihkan triliunan dolar ke aset tokenisasi. Pasar tokenisasi global diproyeksikan mencapai US$16 triliun pada 2030, membuka peluang besar bagi Indonesia.

Direktur Utama PT Edena Capital Nusantara, Wook Lee, menyebut Indonesia akan menjadi pusat operasional Edena untuk kawasan ASEAN, sementara Mesir menjadi gerbang untuk kawasan MENA-Afrika.

“Dengan Indonesia sebagai pusat ASEAN kami dan Mesir sebagai gerbang MENA-Afrika melalui Bursa STO EDENA Egypt, kami menciptakan koridor keuangan digital pasar berkembang terbesar di dunia, menghubungkan 2,6 miliar orang di lebih dari 70 negara,” kata Wook Lee.

Melalui kerja sama ini, pemerintah memberikan dukungan strategis berupa penciptaan iklim investasi kondusif, kejelasan regulasi, promosi peluang investasi digital, serta pengembangan infrastruktur fintech nasional.

Edena Capital menargetkan sejumlah sektor strategis seperti perdagangan kredit karbon, tokenisasi proyek infrastruktur, pembiayaan UKM, hingga kepemilikan fraksional properti premium. Perusahaan memperkirakan peluncuran platform dimulai pada kuartal IV 2025 dengan aset tokenisasi awal senilai US$1 miliar.

Selain menyalurkan FDI, platform ini juga diharapkan mendorong demokratisasi akses investasi dengan modal awal mulai Rp100.000, menciptakan lebih dari 100 ribu lapangan kerja, serta menekan biaya pendanaan UKM hingga 50 persen.

Pasaribu menegaskan, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kepastian hukum dan kepatuhan regulasi agar tercipta ekosistem keuangan yang kuat.

Editorial Team