Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk kalangan industri turun hingga 11 persen. Sebaliknya, penjualan solar di ritel yang harganya mendapatkan subsidi justru meningkat.
Menurut Nicke penurunan konsumsi industri hingga 11 persen tersebut menunjukkan bahwa pelaku industri juga ikut mengantre solar bersubsidi. Padahal, menurut Nicke, mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014, pengguna yang berhak atas solar subsidi untuk sektor transportasi adalah kendaraan bermotor plat hitam untuk pengangkut orang atau barang, kendaraan bermotor plat kuning kecuali mobil pengangkut hasil tambang dan perkebunan dengan roda lebih dari enam.
Angkutan lainnya adalah kendaraan layanan umum (ambulans, pemadam kebakaran, pengangkut sampah), kapal angkutan umum berbendera Indonesia, kapal perintis, serta kereta api penumpang umum dan barang.
“Kalo dilihat penjualan ke industri turun tapi di ritel naik, jadi ada perpindahan,” kata Nicke setelah memantau penjualan BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Soekarno Hatta, Palembang, seperti dikutip Antara, Minggu (3/4).
Nicke menuturukan, kondisi ini perlu diantisipasi dengan regulasi karena industri besar tak diperkenankan menggunakan minyak solar subsidi. Lantaran belum ada regulasi yang mempertegas, Pertamina hanya bisa berhara kesadaran dari pelaku industri besar untuk tidak mengambil jatah subsidi para pelaku industri kecil.
“Subsidi ini hanya kendaraan umum dan kendaraan pengangkut barang-barang logistik, yang bertujuan agar harga-harga kebutuhan pokok tidak naik,” tuturnya.