Jakarta, FORTUNE - Di tengah penurunan daya beli masyarakat akibat tekanan ekonomi, fenomena lipstick effect muncul sebagai respons unik konsumen ketika menghadapi krisis ekonomi, yakni konsumen akan lebih bersedia membeli barang mewah yang lebih murah daripada menghabiskan tabungan untuk sesuatu yang besar.
Dalam konferensi pers "Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul?" Yuswohady, Managing Partner Inventure menyampaikan bahwa banyak terjadi lipstick effect.
Menurutnya fenomena lipstick effect mencerminkan keinginan untuk tetap merasa "mewah" dan memanjakan diri, meski di tengah keterbatasan finansial, dengan memilih produk yang lebih terjangkau tetapi tetap memberikan rasa kepuasan.
“Jadi di masa krisis, muncul namanya lipstick effect, orang akan cenderung spending ke hal-hal mewah tapi sifatnya lebih affordable. Misalnya, dine-out di mal,” kata Yuswohady.