Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan potensi kelautan untuk pertumbuhan ekonomi saat ini berkurang dan kemungkinan akan semakin buruk ke depan. Aset laut utama saat ini bernilai US$24 triliun, dan penurunannya diproyeksikan US$2,5 triliun per tahun atau US$1,5 triliun apabila dikurangi manfaat nonpasar 3–5 persen dari PDB dunia yang diwakili oleh sektor ini.
Pengurangan tersebut diakibatkan oleh ekploitasi berlebihan melalui penangkapan ikan, kerusakan ekosistem akibat pertambangan lepas pantai dan bawah laut, serta polusi yang dibuang ke laut.
"G20 kelompok dari 20 ekonomi terbesar menguasai 45 persen dari garis pantai dunia dan 21 persen dari zona ekonomi eksklusif. Dengan luasan tersebut, tidak dapat disangkal bahwa harus mengambil berperan penting dalam melindungi ekosistem laut," kata Luhut dalam OCEAN20, di Nusa Dua Bali, yang disiarkan secara virtual, Senin (14/11).
Luhut mengatakan G20 dapat memainkan peran penting untuk aksi di laut dan agenda 2030 yang lebih luas demi memungkinkan ekosistem kelautan berkelanjutan.
"Pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, dan inovasi merupakan topik utama G20. Dengan demikian, ada peluang yang jelas untuk menemukan solusi baru untuk key aspect agenda sementara juga mengatasi tantangan lingkungan yang kritis yang menempatkan sistem global dalam bahaya," ujarnya.