Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku terheran-heran menyaksikan dampak program MBG terhadap perekonomian Indonesia.
Dia menyampaikan keterkejutannya itu setelah mendengar paparan dari ahli kemiskinan sekaligus anggota DEN, Prof. Arief Anshory Yusuf, dalam rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3).
“Dampak MBG ini memang luar biasa terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan ekosistem yang terbentuk dari program ini,” kata Luhut dalam konferensi pers, Rabu (19/3).
Pada kesempatan tersebut, Arief Anshory, yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), memaparkan hasil kajian DEN mengenai dampak MBG. Ia menyebutkan program ini memiliki efek signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan pengurangan tingkat kemiskinan di Indonesia.
“Program ini sangat progresif dalam konteks pro-jobs. Berdasarkan kajian kami, MBG mampu menciptakan hingga 1,9 juta lapangan kerja baru. Selain itu, tingkat kemiskinan dapat ditekan hingga 5,8 persen jika kebijakan royalti dari program ini diterapkan dengan benar,” kata Arief.
Ia juga menyoroti dampak MBG dalam mengurangi ketimpangan ekonomi. Menurutnya, distribusi manfaat yang merata akan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat kelas bawah.
“Bayangkan jika satu keluarga dengan tiga anak mendapatkan bagian dari program ini. Mereka bisa menerima hingga Rp600.000 dari MBG setiap bulan. Sebagai perbandingan, Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) saja masing-masing hanya sekitar Rp200.000,” ujarnya.