Jakarta, FORTUNE – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut Indonesia harus memanfaatkan momentum bonus demografi untuk bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan, bonus demografi Indonesia tersisa 18 tahun. “Bonus demografi itu dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh setiap negara bangsa untuk melepaskan diri dari GNI (Gross National Income) per kapitanya yang rendah,” katanya dalam keterangan pers, Selasa (28/3).
Selain bonus demografi, untuk lepas dari middle income trap, Indonesia harus bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Bappenas mencatat, dalam kurun 20 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,01 persen dan baru mencapai di kisaran 5 persen pada tahun 2022 lalu. “Kita sudah 30 tahun di middle income trap,” katanya.