Ilustrasi bendera Jepang. (Pixabay/chickenonline)
Jepang adalah negara dengan peraturan kepemilikan senjata yang sangat ketat. Pada tahun 2018, Jepang hanya melaporkan sembilan kematian akibat senjata api, dibandingkan dengan 39.740 tahun itu di Amerika Serikat. Pada 2019, hanya 310.400 senjata yang dimiliki warga sipil di Jepang, dari total penduduk yang mencapai 125 juta orang.
Tragedi yang menimpa Shinzo Abe dinilai akan mengubah sistem keamanan di Jepang. Nancy Snow, Direktur Dewan industri Keamanan Internasional Jepang, mengatakan situasi ini bukan hanya langka, namun juga benar-benar tidak terduga secara budaya.
“Orang Jepang tidak bisa membayangkan memiliki budaya senjata seperti yang dimiliki Amerika Serikat. Ini adalah momen tanpa kata-kata. saya benar-benar merasa kehilangan kata-kata. Saya berdoa yang terbaik untuk mantan perdana menteri,” kata Nancy seperti dikutip CNN, (8/7).
Untuk membeli senjata di Jepang, calon pembeli harus mengikuti kelas sepanjang hari, lulus tes tertulis dan tes jarak tembak dengan akurasi minimal 95 persen.
Selain itu, mereka juga harus menjalani evaluasi kesehatan mental dan tes narkoba, serta pemeriksaan latar belakang yang ketat—termasuk peninjauan catatan kriminal, utang pribadi, keterlibatan dalam kejahatan terorganisir, dan hubungan dengan keluarga maupun teman.