Jika rancangan yang ada saat ini disetujui, efeknya akan menjadi kemunduran bagi perusahaan-perusahaan minyak dan kimia kuat yang memproduksi plastik. Pasalnya, mereka telah bekerja di belakang layar dalam upaya untuk menjaga pembicaraan tetap fokus pada limbah plastik saja.
Rancangan resolusi juga merekomendasikan perjanjian tersebut untuk mempromosikan desain kemasan plastik yang berkelanjutan sehingga dapat digunakan kembali dan didaur ulang. Kalau disetujui, poin itu juga akan menjadi signifikan bagi perusahaan-perusahaan barang konsumen besar yang menjual barang-barang dalam kemasan sekali pakai.
Sebuah komite perunding antarpemerintah akan dibentuk untuk menyetujui rincian perjanjian penuh. "Dengan tujuan memiliki kesepakatan yang siap untuk diratifikasi pada 2024," kata rancangan kesepakatan.
Inger Anderson, Direktur Eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEA), mengatakan pembicaraan informal telah menghasilkan hasil yang sangat signifikan.
"Saya memiliki keyakinan penuh bahwa setelah disetujui oleh majelis ini, kita akan memiliki sesuatu yang benar-benar bersejarah di tangan kita," kata dia kepada para delegasi pada pembukaan resmi KTT UNEA 5.2, Senin (28/2).
Anderson menambahkan, jika kesepakatan hanya akan diperhitungkan jika mengikat secara hukum. Jika mengadopsi pendekatan siklus hidup penuh plastik, kesepakatan akan mencakup mulai dari ekstraksi, produksi hingga limbah.