Anda tidak perlu membuang TV atau berhenti menonton secara drastis. Hasil penelitian ini mengonfirmasi studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa duduk ibarat kecanduan merokok. Penelitian yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine tahun lalu menemukan bahwa duduk selama 12 jam atau lebih sehari meningkatkan risiko kematian sebesar 38 persen dibandingkan dengan mereka yang duduk selama delapan jam sehari.
Nurses' Health Study juga menyoroti bahwa duduk terlalu lama dapat mengurangi sensitivitas insulin, yang dapat menempatkan orang pada risiko kondisi kronis seperti diabetes. Hal ini juga dapat meningkatkan peradangan dan mengurangi aliran darah.
Oleh karena itu, mungkin lebih tentang duduk daripada keinginan Anda untuk menonton acara kesayangan. Pertimbangkan untuk menetapkan batas waktu untuk berapa lama Anda duduk dan menonton TV atau ambil "snack olahraga" lima menit setiap 30 menit duduk.
Jalan kaki singkat dapat membantu mengatasi gaya hidup sedenter kita dan secara signifikan mengurangi lonjakan gula darah. Pertimbangkan untuk menyalakan TV saat Anda memasak atau menjadi lebih sadar tentang menonton tanpa bergerak, terutama karena banyak dari kita juga duduk sepanjang hari kerja.
Para peneliti juga menunjukkan bahwa duduk dan menonton TV dapat mendorong kebiasaan lain yang menyebabkan penuaan tidak sehat, seperti makan tanpa berpikir dan begadang terlalu larut. Jika Anda bisa mengendalikan hal-hal tersebut, menetapkan batas waktu menonton TV, atau bahkan bergerak dengan TV menyala, Anda melakukan kebaikan besar bagi diri sendiri. Dua jam waktu menonton TV membuat perbedaan, jadi mengurangi waktu tersebut bisa membantu membuat lebih sehat.
“Karena kemajuan teknologi, jumlah waktu orang dewasa di negara-negara industri seperti AS menghabiskan waktu duduk telah meningkat secara bertahap selama beberapa dekade,” tulis Keith Diaz, seorang profesor asosiasi kedokteran perilaku di Universitas Columbia di Fortune.
“Dengan migrasi ke pekerjaan jarak jauh yang lebih banyak, orang cenderung lebih jarang keluar rumah saat ini. Jadi jelas bahwa strategi dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat abad ke-21 yang semakin berkembang," katanya, menambahkan.
Para peneliti mempertimbangkan faktor sosio-ekonomi, riwayat kesehatan keluarga, tidur, diet, dan faktor menopause dalam studi ini. Namun, studi ini hanya menganalisis perawat wanita di AS, dan data yang digunakan adalah data yang dilaporkan sendiri, sehingga tidak ada hubungan universal atau kausal antara menonton TV dan penuaan tidak sehat.