Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan telah mendapat mandat khusus dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk menyelesaikan konflik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Dia menyampaikan ada tiga dugaan yang menyeruak ihwal pemicu konflik di Pulau Rempang.
"Saya punya tim sekarang di lapangan. Ada tiga poin dugaan saya, tapi jangan suudzon. Ini dugaan saya. Pertama, karena sosialisasi belum berjalan baik. Itu harus diakui," kata dia dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (13/9).
Bahlil mengaku pernah mengunjungi Pulau Rempang dan sempat berbicara dengan warga setempat. Sebagian warga sudah lama tinggal di Pulau Rempang, tapi sebagian lainnya juga baru datang setelah 2004.
Padahal, menurutnya, wali kota setempat telah mengeluarkan surat edaran agar izin untuk tinggal atau alasan apa pun tidak dikeluarkan lagi. Tanah yang ditempati warga tersebut, yang dikuasai negara, dikelola lewat BP Batam.
Saat mengunjungi Rempang, Bahlil pun mengatakan mendapat protes dari warga. Tetapi terjadi pembicaraan dan akhirnya terbit solusi, yakni pemerintah memberikan pembiayaan bagi warga untuk membangun rumah tipe 45 meter persegi, dengan harga kompensasi sekitar Rp120 juta.
“Apakah sudah selesai? Belum. Masa pembangunannya 6-7 bulan, rumahnya kita kontrakin, dan ada biaya tunggu. Memang ada aspirasi lain agar jangan diberikan Rp1.030.000 per orang, ada diminta agak naik,” ujarnya.