Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan potensi kandungan lithium dan stronsium pada kawasan Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur, tak signifikan untuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pengembangan baterai kendaraan listrik dalam negeri.
“Kami sudah melakukan analisa. Memang kontennya sangat kecil dibandingkan jumlah deposit yang ada sumber daya lithiumnya, hanya di bawah 1.000 ton saja, dengan kadar kurang lebih beberapa ppm per tonnya,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (21/11).
Menurut Arifin, kementeriannya masih melakukan sejumlah pengembangan pada nekas Wilayah Kerja Migas Brantas yang dikelola Lapindo Brantas Inc, PT Prakarsa Brantas, dan PT Minarak Brantas Gas itu. "Kemudian juga ada Stronsium yang juga relatif sangat kecil kita harus mengembangkan lagi,” tuturnya.
Di luar itu, kementeriannya telah menjalin kerja sama untuk mengamankan pasokan lithium dan graphite dari sejumlah negara produsen utama. Dia mencontohkan, pemerintah telah mengamankan pasokan dua jenis mineral itu dari Australia--negara dengan cadangan lithium terbesar kedua setelah Chile.
“Australia memiliki deposit lithium nomor dua di dunia setelah Chili,Kita sudah penjajakan, kita bisa lakukan kerja sama ke depan,” kata dia.
Selain itu, pemerintah juga melakukan penjajakan untuk bisa melakukan kerja sam dengan perusahaan yang sedang membangun industri hilir nikel. "Kita akan coba untuk mereka membawa sumber lithium dan graphine untuk kita manfaatkan," tandasnya,