Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku tidak yakin perekonomian Indonesia akan lebih baik tahun depan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 yang mencapai 5,72 persen tidak dapat dijadikan acuan menghadapi ancaman resesi global pada 2023.
Keraguan itu didasarkan pada fakta bahwa titik acuan pertumbuhan (baseline) yang dipakai adalah catatan kuartal ketiga 2021 yang terbilang rendah, yakni 3,51 persen.
"Saya sedikit berbeda pendapat dengan sebagian orang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan baik-baik saja," kata Bahlil saat konferensi pers virtual, Kamis (10/11).
Bahlil memperkirakan roda perekonomian pada kuartal IV bakal menghadapi sejumlah ganjalan, bahkan hingga tahun depan. Apalagi jika kondisi global tidak kunjung membaik. Dia meminta banyak pihak untuk tidak buru-buru berpuas diri dalam menyikapi pertumbuhan ekonomi kuartal III yang melampaui capaian triwulan sebelumnya yang berada pada level 5,44 persen.