Jakarta, FORTUNE – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menolak bahasa Melayu sebagai bahasa perantara antara Indonesia dan Malaysia, serta sebagai bahasa resmi ASEAN. Menurutnya, wacana tersebut perlu dilakukan kajian dan pembahasan lebih lanjut.
“Saya sebagai Mendikbudristek tentu menolak usulan tersebut. Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional. Saya imbau seluruh masyarakat bahu membahu dengan pemerintah untuk terus berdayakan dan bela bahasa Indonesia,” kata Nadiem dalam keteranganya yang dikutip, Rabu (6/4).
Pada Jumat (1/4), Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob pada lawatannya ke Indonesia dan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Dia menyatakan akan memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa perantara antara kedua kepala negara, serta sebagai bahasa resmi ASEAN.