Jakarta, FORTUNE - PT Multistrada Arah Sarana (Multistrada), anak usaha produsen ban asal Prancis Michelin, akhirnya angkat bicara mengenai kondisi perusahaan di tengah kabar adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Sebanyak 280 dari total sekitar 2.800 pekerja dikabarkan akan terkena dampak efisiensi yang dijadwalkan berlangsung bertahap hingga 30 November 2025.
Direktur Utama PT Multistrada Arah Sarana Igor Zyemit mengatakan, keputusan tersebut akhirnya ditempuh setelah perusahaan melalui berbagai cara.
“Kami sudah mengambil berbagai langkah adaptif sebelum mengambil keputusan yang sangat sulit ini. Sayangnya, penyesuaian tenaga kerja diperlukan untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dan mempertahankan peran kunci Indonesia dalam jaringan global Grup,” kata Igor, dalam keterangan resmi, Jumat (7/11).
Menurutnya, perusahaan tetap berkomitmen memperlakukan seluruh karyawan dengan hormat, bermartabat, dan penuh kepedulian. Ia juga menekankan pentingnya menjaga komunikasi terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk serikat pekerja, agar proses berjalan adil dan transparan.
“Kami mendengarkan dengan seksama masukan dari perwakilan serikat pekerja, dan pertemuan bipartit yang akan berlangsung menjadi wujud nyata komitmen kami terhadap dialog terbuka dan penghormatan terhadap proses yang adil,” tuturnya.
Multistrada telah membatalkan surat pemberitahuan PHK yang sempat diterbitkan sebelumnya. Saat ini, perusahaan tengah memfasilitasi program pelatihan bagi karyawan, sembari melanjutkan diskusi bipartit antara manajemen dan pekerja untuk mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
Selama 14 tahun terakhir, Michelin melalui Multistrada terus memperkuat perannya dalam industri ban nasional.
