Merujuk pada riset Southern Illinois University Carbondale oleh Anderson (2000), kafein memang meningkatkan perhatian bagi sebagian subjek penelitian. Selain itu, kemampuan mereka dalam memproses informasi, menanggapi beragam hal, hingga merevisi pekerjaan juga bertambah. Aspek-aspek itu pada akhirnya berpengaruh pada produktivitas.
Selain itu, studi dari Smith dkk. (1993) dan Hindmarch dkk. (2000) menyebut bahwa kopi dapat mengurangi rasa lelah dan mendongkrak level energi Anda. Itu karena kafein di dalamnya. Setelah meminumnya, zat itu akan terserap ke aliran darah Anda, kemudian mengalir ke otak. Kemudian terjadilah pemblokiran adenosin seperti yang dijelaskan oleh DiSalvo.
Melansir Healthline, kopi juga mampu menstimulasi sistem saraf sehingga terjadi pemecahan lemak tubuh. Akan tetapi, itu juga akan menambah kadar adrenalin dalam darah Anda. Mengingat efek tersebut, tak ayal kafein dapat meningkatkan kinerja tubuh rata-rata 11-12 persen, berdasar dua studi dari Doherty dan Smith (2005) di National Library of Medicine dan Wiley Online Library.