Minyak Goreng Langka, Ombudsman Duga Ada Penimbunan dan Ritel Nakal

Jakarta, FORTUNE - Ombudsman RI mengungkapkan beberapa hal yang menyebabkan minyak goreng menjadi langka dan mahal, berdasarkan data yang dihimpun dari 34 provinsi.
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan terjadi penimbunan minyak goreng, permainan pengalihan minyak goreng ritel modern ke pasar tradisional, dan panic buying. “Kami harapkan ketiga hal ini kemudian hari bisa dihilangkan,” kata Yeka saat diskusi daring, Selasa (8/2).
Pertama, terkait penimbunan, satgas pangan diminta melakukan tindakan. Perlu adanya ketegasan karena terjadi pelanggaran yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng. “Satgas pangan bisa bergerak cepat. Ini perlu ketegasan,” ucapnya.
Ritel modern jual minyak ke pasar tradisional
Selanjutnya, pihaknya mencium permainan dari pasar ritel modern yang menjual minyak goreng ke pasar tradisional. Yeka menyebut minyak goreng di pasar ritel modern seperti dibuat langka. “Ada oknum dari pasar modern yang menawarkan pelaku pasar tradisional untuk membeli harga pasar modern,” ujarnya.
Ritel modern diduga menjual minyak goreng lebih dari harga yang ditetapkan, dari yang seharusnya Rp14.000 per liter menjadi Rp15.000–Rp16.000 per liter.
“Tentunya masyarakat kalau mau ke pasar modern gak ada akses. Kalau ada akses belum tentu ada juga barangnya,” ujarnya.
Terjadi perilaku belanja berlebihan atau panic buying karena kekhawatiran terhadap stok minyak goreng. “Banyak sekali foto-foto yang dikirimkan dan video ke ombusman, mencerminkan panic buying,” katanya.