Jakarta, FORTUNE - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan konversi kendaraan roda dua dari BBM ke listrik bakal menghemat banyak biaya baik dari sisi pengguna maupun devisa negara. Ia mengilustrasikan, saat ini terdapat 115-150 juta unit sepeda motor dengan permintaan baru rata-rata mencapai 6 juta unit per tahun.
Jika tiap 1 sepeda motor diasumsikan mengkonsumsi BBM berjenis Pertalite per hari, yang harganya Rp7.650, maka kurang lebih biaya yang dikeluarkan satu unit sepeda motor bisa mencapai Rp15.000 per hari.
Padahal, jika menggunakan kendaraan listrik, biaya bahan bakar untuk jarak tempuh yang sama hanya Rp7.000 atau 50 persennya. "Kalau di 2030 kita bisa melakukan program konversi secara masif dan mengkonversi 120 juta unit menjadi motor listrik akan terjadi penghematan luar biasa," tuturnya dalam Seremoni dan Parade Program Konversi Sepeda Motor BBM ke Listrik, Kamis (17/3).
Dengan berkurangnya biaya bahan bakar, lanjut Arifin, maka ada uang yang bisa disimpan sebesar Rp8 ribu per hari. Jika ditotal setahun, jumlahnya kira-kira mencapai Rp3,6 juta. Sementara dalam lima tahun, biaya yang dihemat bisa mencapai Rp18 juta.
Jumlah tersebut, menurut Arifin, bahkan lebih besar dari biaya konversi motor BBM ke listrik. "Berapa biaya konversinya? Kurang lebih 10 juta," sebutnya.
Selain itu, jika penggunaan kendaraan listrik semakin masif, maka multiplier effect terhadap perekonomian juga akan cukup besar. Dari sisi hilirisasi industri, misalnya, Indonesia dapat menumbuhkembangkan industri baterai atau komponen suku cadang kendaraan listrik lainnya.
Belum lagi dari sisi distribusi penjualannya yang turut berdampak pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Komponennya kita harapkan kerja sama dengan UMKM karena ini tersebar di Indonesia. Knowledge ini akan kita kembangkan ke UMKM," sebutnya.