Jakarta, FORTUNE – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hasran, mengatakan aktivitas tahunan warga Indonesia setiap Idulfitri, yaitu mudik, diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Mudik, yang diperkirakan akan melibatkan 132,8 juta lebih orang, akan menggerakkan ekonomi lewat beberapa sektor strategis,” yakni makanan dan minuman, pariwisata, tekstil, transportasi, dan pertanian, kata Hasran dalam keterangannya, Selasa (18/4).
Sektor transportasi merupakan penerima manfaat utama selama momentum mudik dan arus balik. Budaya pulang kampung menjelang Idulfitri, kata dia, akan meningkatkan permintaan terhadap sektor transportasi seperti kereta api, pelabuhan, jalan tol, maupun bandara.
Kemudian, permintaan terhadap barang-barang konsumsi juga akan naik, baik produk hasil pertanian seperti sembako maupun hasil olahan industri makanan dan minuman.
Budaya lain yang umum ditemui menjelang perayaan Idulfitri adalah kebiasaan masyarakat berbelanja pakaian baru. Kehadiran para pemudik yang membawa kekayaan mereka ke daerah akan meningkatkan pendapatan industri tekstil di daerah.
Setelah Idulfitri, masyarakat akan memanfaatkan sisa waktu cuti untuk berwisata bersama keluarga dan hal ini akan turut meningkatkan pemasukan di sektor pariwisata.
“Tempat-tempat wisata akan ramai oleh pengunjung sehingga pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu memastikan kelancaran lalu lintas, baik di jalan tol maupun jalan raya,” ujarnya.