Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia butuh pemimpin yang berani dan dekat dengan rakyat. Hal itu diungkapkannya, menanggapi tiga nama calon Presiden (capres) yang disampaikan Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) ke-17.
Jokowi mengatakan, berbagai tantangan temgah dihadapi Indonesia, salah satunya mengenai gugatan yang dilayangkan Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) perihal kebijakan larangan ekspor komoditas mentah nikel.
“Baru satu urusan saja, nikel. Padahal barang tambang kita bukan hanya nikel, ada tembaga, ada timah, batubara, bauksit, apakah kita mau berhenti karena digugat Uni Eropa? Kalau pemimpinnya tidak berani, pasti mundur, minta ampun,” kata Jokowi saat menghadiri acara puncak Musra relawan, Minggu (14/5).
Menurutnya, pemerintah tengah memperjuangkan kebijakan hilirisasi, terlebih Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah yang tak hanya di sektor pertambangan, tapi juga pertanian, perkebunan, produk kelautan, dan masih banyak lainnya. Sayangnya, selama ini semua diekspor dalam bentuk bahan mentah. “Ini kekeliruan yang tidak boleh kita ulang lagi,” katanya.
Diketahui, Musra mengajukan tiga nama capres, yakni Ganjar Pranowo dari partai PDI-P, Prabowo Subianto dari Gerindra, dan Airlangga Hartarto dari Golkar. Selain itu, terdapat empat nama untuk calon wakil presiden (cawapres), yaitu Mahfuf MD, Moeldoko, Sandiaga Uni, dan Arsjad Rasjid.