Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Jakarta, FORTUNE – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengatakan ketersediaan cadangan pangan pemerintah (CPP) menjadi kunci utama menghadapi ancaman krisis pangan dan inflasi.

Adanya cadangan pangan pemerintah akan berdampak pada stabilisasi pasokan dan harga pangan. "Apabila harga pangan stabil maka inflasi dapat ditekan. Selain itu, cadangan pangan pemerintah juga memiliki fungsi intervensi keadaan darurat seperti bencana alam dan bencana sosial,” kata Arief di laman resmi NFA, Selasa (6/9).

Menurutnya, saat ini tiap daerah harus punya cadangan pangannya masing-masing, lengkap dengan skema dan tata kelola pendistribusiannya. "Ini menjadi terobosan, karena selama ini cadangan pangan nasional hanya dimiliki oleh Bulog. Dengan pemerintah daerah memiliki cadangan pangan, maka dapat terjadi pemerataan,” ujar Arief.

Tata kelola penyelenggaraan CPP

Pedagang daging menunggu calon pembeli di PD Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta, Minggu (27/2/2022).ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

NFA mendorong terwujudnya tata kelola penyelenggaraan CPP yang mumpuni, khususnya di setiap daerah. Hal ini dilakukan melalui pembentukan payung hukum atau regulasi, sehingga penyelenggaraan CPP di daerah ini dapat terlindungi dari sisi good governance.

“Kami mendorong terciptanya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Kepala daerah memiliki hak prerogatif dalam mengatur penyelenggaraan cadangan pangan di wilayahnya masing-masing,” ucap Arief.

Persebaran produksi pangan belum merata

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Fortune Indonesia/Eko Wahyudi)

Sebaran produksi pangan cenderung tidak merata antar waktu dan wilayah. Padahal kebutuhan pangan per bulan relatif tetap sepanjang tahun. Situasi ini menyebabkan fluktuasi harga yang dapat merugikan produsen dan konsumen, bahkan berimbas pada peningkatan inflasi.

 Arief menilai bahwa pemetaan dan pendataan cadangan pangan nasional sebaiknya dilakukan lebih terperinci dan terencana. Untuk memastikan terdapat pemerataan, pemerintah daerah diimbau memiliki data rinci mengenai berapa stok dan kebutuhan pangan harian untuk daerahnya.

“Dari level pusat hingga desa harus memiliki data berapa cadangan pangan yang dimiliki, dengan begitu bisa kita lihat ketercukupannya. Apabila kurang dapat dilakukan intervensi penyaluran CPP dan pengiriman antar daerah. NFA siap memfasilitasi langkah tersebut,” kata Arief.

Kerja sama dengan lembaga lain

ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/rwa.

Arief menyebutkan jenis CPP yang harus dipastikan ketersediaaannya antara lain adalah beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, cabai, bawang, daging unggas, daging ruminansia, telur unggas, minyak goreng, dan ikan. Menurutnya, fluktuasi harga pangan yang kerap menjadi penyebab inflasi terjadi karena ketersediaan CPP masih untuk komoditas beras saja.

Dalam upaya ini, NFA bekerja sama dengan lembaga lain, seperti Bulog dan PTPN (Perkebunan Nusantara). “Kami mendorong untuk menambah jumlah dan jenis komoditas pangan yang dijaga dynamic stock level-nya,” ujarnya

Editorial Team