Jakarta, FORTUNE - Konsultan properti Colliers Indonesia melihat kondisi pasar properti di luar Indonesia, hampir di seluruh pasar Asia, serta di negara Barat telah mengalami dampak negatif peningkatan suku bunga dari bank sentral.
Hal ini mengarah pada peningkatan biaya pinjaman, penerimaan laba bersih pengoperasian yang lebih rendah, dan penurunan nilai properti yang dikaitkan dengan tingkat kapitalisasi yang lebih tinggi.
Colliers Indonesia Head of Capital Markets & Investment Services, Steve Atherton, mengatakan kondisi tantangan yang tengah berlangsung telah mengakibatkan pergeseran dalam praktik investasi properti yang lebih konservatif.
“Pengembang asing dan pendanaan properti yang tertarik berinvestasi di pasar berkembang, seperti Indonesia, akan memprioritaskan peluang pada sektor dengan risiko lebih rendah yang menawarkan keuntungan yang tinggi,” kata Steve dalam pernyataannya, Kamis (15/6).