Jakarta, FORTUNE - Pasar perkantoran di Jakarta menunjukkan dinamika di paruh pertama 2025. Dalam laporan terbarunya, Colliers Indonesia menyebut tidak ada tambahan pasokan ruang kantor di wilayah Ibu Kota, khususnya kawasan pusat bisnis (CBD). Kelangkaan ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun dan bahkan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Menurut Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, kekosongan suplai ruang kantor ini membuka peluang untuk mendorong pertumbuhan tingkat okupansi.
“Kekosongan pasok di CBD sudah terjadi sejak tahun lalu dan akan berlanjut sampai 2027. Pasokan baru akan ada lagi pada 2028,” ujar Ferry dalam media briefing, Rabu (9/7).
Ferry mengungkapkan bahwa pada tahun lalu, terdapat sekitar 1,9 juta meter persegi ruang kantor yang belum terserap di kawasan CBD. Tahun ini, angka tersebut diperkirakan turun menjadi 1,8 juta meter persegi seiring minimnya proyek gedung baru yang dikembangkan.
Colliers mencatat tidak ada proyek baru di CBD sepanjang 2025. Para pengembang masih menunggu waktu yang tepat untuk mulai kembali membangun. Di sisi lain, pembangunan ruang kantor baru hanya akan terlihat di kawasan non-CBD, dengan estimasi tambahan 150.000 meter persegi hingga 2026. Namun, pada 2027 tidak akan ada pasokan baru sama sekali, baik di CBD maupun non-CBD.
“Momentum kekosongan supply ini bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan tingkat okupansi ruang kantor,” kata Ferry.
Situasi ini juga dipandang positif di tengah adanya pemekaran kementerian dalam pemerintahan baru. Ferry menilai, kebutuhan gedung perkantoran dari lembaga-lembaga negara bisa menjadi pemicu pertumbuhan permintaan.
“Beberapa kementerian belum punya gedung sendiri. Ada potensi ini mendongkrak permintaan ruang kantor, mengingat kebutuhan ruang bagi kementerian cukup besar,” katanya.