Pembicaraan Ukraina-Rusia Alot, Harga Minyak Kembali Melonjak

Jakarta, FORTUNE - Harga minyak mentah kembali naik sekitar US$3 per barel di perdagangan Asia pada Rabu (16/3) sore. Rebound usai penurunan sebelumnya itu dipicu alotnya pembicaraan gencatan senjata antara Rusia-Ukraina.
Pesiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan dalam pidatonya pagi ini bahwa posisi Ukraina dan Rusia dalam pembicaraan damai terdengar lebih realistis, tetapi diperlukan lebih banyak waktu.
Minyak mentah berjangka Brent terakhir menguat US$2,64 atau 2,6 persen, menjadi US$102,55 per barel pada pukul 07.30 GMT.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat US$1,91 menjadi US$98,35 per barel.
Sebagai catatan, sebelumnya dua kontrak minyak tersebut turun lebih dari US$1 per barel, dengan Brent jatuh ke US$98,86 per barel dan WTI ke US$94,90 per barel di awal sesi.
"Pedagang sedang menunggu lebih banyak petunjuk dari pembicaraan gencatan senjata setelah aksi jual dua hari di pasar minyak, tetapi harga minyak mentah mungkin terus berada di bawah tekanan karena inflasi yang tinggi pada akhirnya akan menyeret pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan," kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.
Menurutnya, menguatnya dolar AS adalah elemen kunci yang memberikan tekanan pada harga minyak. Sedangkan investor memperkirakan Bank Sentral AS The Federal Reserve untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih hawkish demi menahan lonjakan inflasi.
Analis memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya seperempat poin persen pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setempat.
Kenaikan suku bunga akan memperkuat dolar AS dan mengurangi permintaan minyak, karena greenback yang lebih kuat membuatnya lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.