Jakarta, FORTUNE - Pemerintah tengah bersiap mengantisipasi lonjakan harga gula konsumsi menjelang Ramadan dan Idulfitri dengan menambah stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mengimpor 200.000 ton raw sugar atau gula kristal mentah (GKM), yang akan diproses lebih lanjut sebelum masuk ke pasar.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan impor ini bukan berbentuk gula kristal putih (GKP) yang dapat langsung dikonsumsi masyarakat karena ditujukan untuk meningkatkan cadangan stok yang dikelola BUMN pangan. Keputusan ini diambil demi memastikan stabilitas harga dan menghindari lonjakan yang berpotensi berdampak pada inflasi.
"Kita bicara untuk peningkatan CPP, karena stok gula ini perlu diperkuat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan harga gula mulai bergerak naik, dengan kontribusi terhadap inflasi mencapai 1,4 persen. Oleh karena itu, tambahan raw sugar ini diperlukan untuk memastikan pasokan yang cukup," kata Arief dalam keterangannya, Kamis (13/2)
Berdasarkan data BPS, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula pasir meningkat signifikan. Pada minggu ketiga Januari 2025, terdapat 118 daerah yang mengalami kenaikan harga, dan jumlah ini bertambah menjadi 153 daerah pada akhir Januari. Kondisi ini mengindikasikan perlunya langkah mitigasi guna menekan potensi lonjakan lebih lanjut.
Saat ini, stok CPP dalam bentuk gula pasir mencapai 34.000 ton, dengan perincian 22.000 ton dikelola oleh ID FOOD dan 12.000 ton oleh Perum Bulog. Jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi bulanan yang mencapai 235.000 ton, stok ini hanya mencukupi sekitar 14,47 persen dari kebutuhan nasional.