Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan beban keuangan negara akan makin berat jika pemerintah tak menaikkan harga jual LPG 3 Kg. Sebab, selisih antara biaya produksi dengan harga jual makin lebar dan pemerintah perlu merogoh subsidi lebih dalam.
Sebagai gambaran, untuk tiap Kg gas yang dijual Pertamina, pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat sebesar Rp11.250. Dengan demikian, untuk tiap tabung gas melon atau LPG 3 Kg, pemerintah harus nombok hingga Rp33.750.
"Jadi sekali tenteng tabung 3 Kg itu subsidi dari pemerintah Rp33.750," tegasnya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR, Rabu (6/4).
Meski demikian, menurut Nicke, pemerintah perlu merevisi terlebih dahulu kriteria penerima subsidi LPG 3 Kg jika ingin menaikkan harga. Sebab dalam ketentuan saat ini, kata Nicke, tidak ada detail khusus siapa yang berhak menerima subsidi komoditas tersebut.
"Dalam perpres 191 yang ada saat ini itu tidak mendetailkan siapa yang berhak mendapatkan barang subsidi itu. Kami sudah meminta Kementerian ESDM untuk merivisi Perpres 191 tersebut," jelasnya.
Dengan demikian, ia berharap kedepannya penyaluran LPG 3 Kg tersebut akan lebih tepat sasaran. Sebab jika hal itu tak dilakukan, maka penjualan gas bersubsidi tersebut akan melebihi kuota yang telah ditetapkan pemerintah.
Sebagai gambaran, kata Nicke, 93 persen dari seluruh LPG 3 Kg yang dijual Pertamina merupakan produk bersubsidi. Namun belakangan, penjualan gas bersubsidi tersebut sudah hampir habis. "Masa iya, 93 persen ini semua masyarakat susah yang jual warteg dan masyarakat gak mampu?" ucapnya heran.