Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pembiayaan melalui utang neto mencapai Rp72 triliun hingga 15 Maret 2024.
Jumlah tersebut setara dengan 11,1 persen dari target penarikan utang Rp648,1 triliun pada APBN 2024.
"Kalau tahun lalu, pembiayaan utang mencapai Rp181,4 triliun. Itu [turun] 60,3 persen," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTA, Senin (25/3).
Realisasi penerbitan utang pemerintah terdiri dari SBN (neto) mencapai Rp70,2 triliun atau 10,5 persen dari target APBN yang sebesar Rp666,4 triliun.
Terdapat penurunan 58,6 persen dibandingkan dengan penarikan utang pada periode sama tahun lalu yang sebesar Rp169,5 triliun.
Utang yang berasal dari pinjaman (neto) mencapai Rp1,9 triliun atau -10,1 persen dari target APBN yang sebesar Rp18,4 triliun. Penarikan utang melalui pinjaman juga lebih rendah, yakni 84,5 persen dari 15 Maret 2023 yang sebesar Rp11,9 triliun.
"Dalam hal ini, kita masih tetap on track. APBN 2024 itu, pembiayaan utang itu dalam UU APBN mencapai Rp648,1 triliun. Jadi, realisasi sampai dengan 15 maret relatif dalam posisi baik," katanya.