Jakarta, FORTUNE - Badan Gizi Nasional (BGN) memperkirakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya menjangkau 72 juta penerima pada akhir tahun, lebih rendah 15 persen dibandingkan target awal 83 juta sepanjang 2025.
Ketua BGN, Dadan Hindayana, mengatakan MBG akan menjangkau 83 juta anak pada Februari 2026, dan 70 juta pada akhir tahun ini.
“Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mencapainya. Namun yang paling realistis adalah 70 juta (hingga akhir tahun) dan semoga bisa lebih” ujarnya pada Reuters, dilansir Jumat (17/10).
Perkara itu mengemuka karena pembangunan dapur di daerah terpencil seperti di wilayah paling timur Papua diperkirakan akan rampung akhir tahun ini. Artinya, dapur tersebut baru dapat menyuplai makanan pada 2026.
Jangankan di Papua, Jakarta yang berada di pusat aktivitas negara saja masih mencatatkan tingkat pembangunan dapur yang rendah. Jumlah sekarang hanya 300, sedangkan target awalnya 800.
Pemerintah telah mengalokasikan dana Rp71 triliun untuk program MBG pada tahun ini. Sementara itu, realisasi anggaran per September 2025 baru mencapai Rp13 triliun atau sekitar 18,3 persen dari total target.
Di sisi lain, dalam sumber lain yang diterbitkan Fortune Indonesia, Dadan menargetkan penerapan anggaran dapat mencapai Rp1,2 triliun per hari tahun depan.
Sejak peluncuran program tersebut pada Januari 2025, MBG telah menjadi sorotan karena memicu kasus keracunan makanan besar-besaran pada penerima manfaatnya. Sejauh ini, menurut data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), lebih dari 11.000 anak di seluruh negeri telah terdampak.
Meski demikian, Dadan menyitir jumlah penderita kasus keracunan dari MBG kurang dari 6.000 anak pada September 2025.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program MBG demi memerangi kekurangan gizi sebagai upaya memenuhi janji kampanyenya. Objek program tersebut adalah 90 juta anak dan Ibu hamil.