Jakarta, FORTUNE – Argentina resmi memasuki zona resesi setelah mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi seara dua kuartal berturut-turut.
Laporan data pemerintah pada kuartal I-2024 menunjukkan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut terkontraksi 2,6 persen dibandingkan dengan kuartal IV-2023. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, aktivitas ekonomi tertekan hingga 5,1 persen.
Reuters, Selasa (25/6), mewartakan tingkat pengangguran di Argentina meningkat pesat pada kuartal pertama, seperti yang dikonfirmasi oleh statistik resmi yang baru dirilis. Angka-angka tersebut mengindikasikan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 7,7 persen, atau naik signifikan dari 5,7 persen yang dilaporkan pada periode sama tahun lalu. Artinya, ada sekitar 300.000 penganggur baru sejak kuartal sebelumnya.
Padahal, Presiden Argentina, Javier Milei, telah mengambil keputusan untuk melakukan penghematan ketat anggaran negara guna mendorong prioritas pemulihan fiskal.
Tingkat inflasi Argentina yang mencapai tiga digit telah memukul daya beli masyarakat, dan menekan penjualan seperti daging sapi. Pengetatan belanja negara dalam sektor infrastruktur juga mendorong terjadinya peningkatan kehilangan pekerjaan pada sektor konstruksi.
Milei mengatakan keuangan negara perlu dibenahi setelah bertahun-tahun mengalami defisit fiskal yang menyebabkan gagal bayar utang negara, dan menggerus kepercayaan para investor global.