Industri bioteknologi cenderung lebih berisiko dan volatil dibandingkan industri farmasi. Bioteknologi membutuhkan modal yang besar untuk pengembangan awal, dan hasilnya sering kali tidak pasti karena prosesnya yang kompleks dan panjang.
Jika produk gagal atau tidak mendapatkan persetujuan dari lembaga pengawas, kerugian yang dialami bisa sangat besar. Oleh karena itu, saham perusahaan bioteknologi sering kali lebih berfluktuasi.
Sebaliknya, perusahaan farmasi cenderung lebih stabil karena mereka memiliki aliran pendapatan yang lebih pasti dari berbagai produk yang telah dipasarkan.
Perusahaan farmasi besar juga sering kali memiliki produk yang sudah mapan, sehingga risiko kegagalan produk baru dapat diimbangi oleh pendapatan produk lama yang tetap stabil di pasar. Keuntungan stabil ini menjadikan saham farmasi lebih menarik bagi investor yang mencari keamanan investasi jangka panjang.
Industri bioteknologi dan farmasi memiliki peran yang saling melengkapi dalam menciptakan solusi kesehatan. Bioteknologi, dengan pendekatan organisme hidup dan manipulasi genetik, menawarkan solusi inovatif untuk penyakit yang kompleks, meskipun dengan risiko dan biaya yang tinggi.
Sementra farmasi, dengan pendekatan kimia sintetis, menawarkan stabilitas dan kemampuan untuk menghasilkan obat yang dapat diakses lebih luas. Kombinasi keduanya dalam biopharma memungkinkan pendekatan yang lebih komprehensif untuk memenuhi kebutuhan medis.