Perbedaan Industri Bioteknologi dan Farmasi dalam Produk Obat-obatan

Jakarta, FORTUNE – Industri bioteknologi dan farmasi sering kali dianggap serupa karena keduanya terlibat dalam pengembangan dan produksi obat-obatan.
Namun, kedua industri ini sebenarnya memiliki perbedaan mendasar dalam metode, sumber bahan, serta pendekatan dalam mengembangkan produk.
Meskipun sama-sama bertujuan menciptakan solusi medis untuk penyakit dan kondisi kesehatan, bioteknologi dan farmasi memiliki fokus dan proses yang berbeda.
Mengutip Investopedia, berikut ini sejumlah perbedaan keduanya.
Sumber Bahan Utama
Salah satu perbedaan paling menonjol antara industri bioteknologi dan farmasi adalah sumber bahan utama yang digunakan untuk menciptakan produk obat-obatan.
Industri bioteknologi menggunakan organisme hidup sebagai dasar pengembangan obatnya. Organisme ini bisa berupa sel, bakteri, atau DNA yang dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan zat yang dapat digunakan dalam pengobatan.
Contoh produk bioteknologi yang berasal dari organisme hidup termasuk insulin dan vaksin. Teknologi bioteknologi memungkinkan manipulasi genetik untuk menghasilkan obat-obatan yang lebih efektif, terutama untuk penyakit yang sulit diobati dengan bahan kimia saja.
Industri farmasi cenderung menggunakan bahan-bahan sintetis atau senyawa kimia sebagai bahan utama untuk produk obat-obatan. Obat-obatan farmasi biasanya diciptakan melalui proses sintesis kimia yang tidak melibatkan organisme hidup.
Aspirin, misalnya, adalah salah satu obat yang berasal dari bahan kimia sintetis. Industri farmasi fokus pada sintesis senyawa yang bisa meniru atau mempengaruhi proses biologis dalam tubuh untuk mengobati penyakit.