Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi pelayanan Pertamina (dok. Pertamina)
ilustrasi pelayanan Pertamina (dok. Pertamina)

Intinya sih...

  • Masyarakat saat ini semakin khawatir mengenai keaslian produk Pertamax RON 92 yang beredar di berbagai SPBU setelah terungkap kasus korupsi baru-baru ini.

  • Perbedaan BBM ini terletak pada warna cairan: Pertalite hijau, Pertamax biru. Pewarna memudahkan identifikasi kualitas dan menunjukkan pembakaran yang lebih bersih pada Pertamax.

Pertamax dan Pertalite merupakan dua jenis bahan bakar minyak yang dijual oleh PT Pertamina (Persero). Keduanya kini tengah ramai diperbincangkan usai mencuat kasus korupsi terkait pengelolaan minyak mentah dan produk kilang di Pertamina.

Salah satu modus dalam kasus korupsi tersebut adalah tindakan pengadaan produk RON 92 yang ternyata sebenarnya hanya RON 90 atau lebih rendah. Bahan bakar tersebut juga di-blending di depo agar sesuai dengan spesifikasi RON 92. Akibatnya, negara merugi sekitar Rp193,7 triliun.

Saat ini, masyarakat makin khawatir dengan keaslian produk Pertamax RON 92 yang beredar di berbagai SPBU. Berikut beberapa perbedaan Pertamax dan Pertalite yang penting diketahui.

1. Kandungan oktan

Ilustrasi SPBU Pertamina (pertamina.com)

Perbedaan Pertamax dan Pertalite yang paling mencolok adalah kandungan oktan. Oktan adalah angka yang menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk bertahan dari tekanan sebelum terbakar.

Makin tinggi angka oktan, makin besar kemampuan bahan bakar untuk menghindari detonasi atau pembakaran yang tidak terkendali. 

Pertamax biasanya memiliki kandungan oktan 92 hingga 95. Pertamax memiliki kemampuan pembakaran yang lebih optimal, sehingga mesin bisa bekerja lebih efisien, terutama pada kendaraan dengan mesin berkompresi tinggi. 

Sementara itu, Pertalite, dengan oktan 90, cocok digunakan pada kendaraan dengan kompresi mesin lebih rendah, tetapi cenderung tidak seefisien Pertamax dalam menghasilkan tenaga.

2. Warna cairan

Ilustrasi mengisi bensin di Pertamina (pertamina.com)

Warna bahan bakar ini tidak hanya berfungsi sebagai indikator visual, tetapi juga bisa mempengaruhi kinerja mesin. Pertalite yang berwarna hijau dan Pertamax yang berwarna biru menunjukkan adanya penambahan zat pewarna khusus. 

Tanpa pewarna, bahan bakar ini bisa menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, namun warna ini diberikan untuk memudahkan identifikasi dan pengawasan kualitas. 

Warna yang berbeda ini juga memberi indikasi bahwa Pertamax, dengan kualitas bahan bakar yang lebih tinggi, memberikan pembakaran yang lebih bersih dibandingkan Pertalite.

3. Harga

Ilustrasi SPBU Pertamina (pertamina.com)

Harga merupakan faktor yang signifikan dalam memilih jenis bahan bakar. Pertalite, dengan kandungan oktan yang lebih rendah, dijual dengan harga lebih terjangkau, sekitar Rp10.000 per liter. 

Sementara itu, Pertamax yang memiliki kandungan oktan lebih tinggi, dihargai lebih mahal, sekitar Rp12.900 per liter. Perbedaan harga ini menjadi pertimbangan bagi konsumen yang ingin menghemat biaya bahan bakar, meskipun dengan sedikit mengorbankan efisiensi mesin yang bisa didapat dengan menggunakan Pertamax.

4. Tingkat polusi

Ilustrasi mengisi Pertamax di SPBU Pertamina (pertamina.com)

Kualitas bahan bakar dapat mempengaruhi emisi gas buang kendaraan. Bahan bakar dengan kandungan oktan lebih tinggi, seperti Pertamax, cenderung menghasilkan emisi yang lebih bersih karena pembakaran yang lebih sempurna. 

Sebaliknya, Pertalite dengan oktan lebih rendah bisa menghasilkan polusi yang lebih tinggi, karena proses pembakarannya yang tidak seefisien Pertamax. Penggunaan Pertamax lebih ramah lingkungan karena mengurangi jumlah emisi berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer.

5. Lebih hemat

ilustrasi SPBU Pertamina (Wikipedia commons/a-roes)

Meskipun harga Pertamax lebih tinggi, penggunaan bahan bakar ini cenderung lebih efisien. Kandungan oktan yang tinggi membuat bahan bakar ini lebih sulit terbakar pada suhu yang lebih rendah, yang berarti proses pembakaran dalam mesin menjadi lebih baik dan tenaga yang dihasilkan lebih optimal. 

Akibatnya, kendaraan yang menggunakan Pertamax akan memiliki konsumsi bahan bakar yang lebih hemat dan jarak tempuh yang lebih jauh sebelum perlu mengisi ulang, meskipun harganya lebih mahal. Pada akhirnya, kendaraan akan mengurangi frekuensi pengisian bahan bakar, sehingga total pengeluaran bisa lebih hemat dalam jangka panjang meski harga per liter lebih tinggi. 

Editorial Team