Jakarta, FORTUNE - Pertandingan sepak bola bertensi tinggi antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10) berujung dengan kematian ratusan penonton, mulai dari balita hingga paruh baya, laki-laki dan perempuan.
Jumlah korban meninggal masih simpang-siur: menurut kepolisian 125 jiwa; Dinas Kesehatan Malang, 131 jiwa; dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, 174 jiwa.
Dilansir CNN Indonesia, BPBD Jawa Timur menyatakan tragedi itu bermula dari turunnya pendukung Arema ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial klub yang dibelanya. Dari hanya satu-dua orang yang merangsek, seiring waktu kian banyak pendukung menginjak rumput stadion.
Menurut BPBD Jawa Timur, petugas keamanan mulai melakukan tindakan, dan para pendukung lain mulai melempar benda-benda ke lapangan. Pada momen itu, gas air mata mulai ditembakkan ke arah penonton, yang kemudian berupaya mati-matian menghindar dari efeknya yang bikin sejumlah bagian tubuh mengalami gangguan, di antaranya rasa terbakar, pandangan kabur, keluarnya air mata berlebihan, dan sulit bernapas.
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion, dan presiden induk sepak bola dunia itu menyebut peristiwa tersebut sebagai "hari gelap bagi insan sepak bola."
Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memantau secara khusus pelayanan medis bagi korban yang dirawat di rumah sakit. Dia juga menginstruksikan Menteri Pemuda dan Olahraga, Kapolri, dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengamanan penyelenggaraannya.
Presiden juga memerintahkan PSSI untuk sementara menyetop Liga Satu hingga evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.
Detik melaporkan Kepala Dinas Kesehatan Malang mengatakan penyebab kematian dalam tragedi Kanjuruhan adalah sesak napas. Pada tubuh para korban juga ditemukan cedera dan patah tulang.
Sejumlah liga sepak bola bergengsi Eropa menyatakan perkabungannya dengan mengheningkan cipta sebelum menggelar pertandingan. Klub-klub Liga Primer Inggris seperti Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur membagikan duka citanya atas tragedi Kanjuruhan via akun twitter resmi mereka.
Peristiwa di Stadion Kanjuruhan termasuk dalam daftar tragedi mematikan dalam sejarah sepak bola dunia. Berikut di antara yang terburuk: