Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati berbincang saat meninjau proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Kilang Pertamina RU V, Balikpapan, Kalimantan Timur. (Dok.Pertamina)

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Pertamina Kilang Internasional, Taufik Aditiyawarman, mengatakan perusahaannya tengah mengembangkan killang generasi kedua yang dapat menggunakan minyak jelantah sebagai bahan baku (feedstock) BBM ramah lingkungan.

Ia mengatakan fasilitas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ketersediaan suplai dan harga bahan baku produk bahan bakar nabati atau Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur.

"Kami memang sedang mengembangkan second generation untuk green fuel yaitu generasi berikutnya dimana nanti ada multiple feedstock ada flexibility dari multiple feedstock, bisa dari used cooking oil atau minyak jelantah," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Mengupas Sektor Rancang Bangun Industri Menuju Net Zero Emission di Indonesia", Selasa (14/11).

Taufik mengatakan saat ini Pertamina telah memiliki dua green refinery yang dapat memproduksi produk-produk ramah lingkungan seperti HVO dan SAF. Di Kilang Cilacap dan Dumai, misalnya, Pertamina dapat memproduksi HVO masing-masing 1.000 barel per hari (bph) dan 3.000 bph. 

Namun, hingga saat ini, salah satu tantangan yang dihadapi kilang tersebut adalah ketersediaan feedstock.

"Termasuk untuk SAF. SAF itu dari inti CPO. kernel oilnya itu yang jadi signifikan faktor terhadap biaya atau ongkos per liternya apabila dijual ke publik, ke masyarakat," jelasnya.

Dimulai untuk Formula-E

Editorial Team

Tonton lebih seru di