Jakarta, FORTUNE – PT ThorCon Power Indonesia (TPI), perusahaan reaktor nuklir yang berpusat di Amerika Serikat (AS), mengungkapkan akan terlibat pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama Indonesia dengan nilai investasi Rp17 triliun.
Direktur Operasi TPI, Bob S. Effendi, mengatakan PLTN ini nantinya akan memiliki kapasitas hingga 500 Megawatt (MW) dengan perhitungan produksi dan pengembangan hingga US$1.000 per Kilowatt (KW). Dengan demikian, nantinya dengan penjualan sebesar US$6 sen saja sudah bisa menguntungkan.
“Kalau kita bagi Rp17 triliun terhadap 500 MW, kita dapat kurang lebih angkanya US$ 2.500 per KW ya. Nah US$ 2.500 itu per KW memang angka yang di higher end dari PLTU batu bara, tapi itu karena ada development cost. Namun yang kedua, ketiga, dan seterusnya, kami berharap juga dapat di implementasi di Indonesia, cost kita itu cuma US$1.000 per KW,” kata Bob, dalam program Energy Corner, Selasa (30/4).
Menurutnya, PLTN bisa menggantikan posisi batu bara sebagai sumber energi primer di Indonesia, dengan ketersediaan energi yang mumpuni. "Karena, kita memiliki kemampuan yang tinggi dari sisi kemampuan. Kita dapat beroperasi hampir 90 persen daripada seluruh waktu jadi kapasitas faktornya,” ujarnya.
Bob juga menjelaskan untuk menggantikan batu bara, pemerintah perlu sumber energi yang bisa mendekati sumber beban namun tetap dengan hasil listrik yang murah dan terjangkau. Sumber energi tersebut juga harus bisa beroperasi kapanpun dan tidak bergantung pada kondisi alam.
