Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI. (Doc: PLN)

Jakarta, FORTUNE - PT PLN (Persero) akan merevisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dengan mempertimbangkan proyeksi terbaru permintaan listrik dan munculnya konsumen tegangan tinggi.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, mengatakan proyeksi permintaan tersebut juga diubah menjadi tiga skenario yakni rendah, menengah, dan tinggi.

"Berdasarkan poin-poin di atas PLN mempertimbangkan untuk melakukan perubahan RUPTL 2021-2030," ujarnya dalam rapat kerja di Komisi VII DPR, Rabu (16/11).

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan dalam RUPTL terbaru, pada 2024-2033 perusahaannya berencana menambah bauran energi baru dan terbarukan (EBT) hingga 75 persen. 

Ini akan dilakukan dengan menambah pembangkit EBT yang bersifat baseload sebesar 31 GW dan EBT bersifat intermittent yakni variabel angin dan solar sekitar 28 GW. Kemudian, PLN juga memasukkan energi baru alias nuklir sebesar 2,4 GW dan bisa bertambah menjadi 5-6 GW. 

“Jadi, 75 persen penambahan kapasitas pembangkit adalah berbasis EBT sekitar 60-62 GW, sedangkan ada penambahan sekitar 20 GW yaitu penambahan pembangkit berbasis gas,” katanya.

<h2>Butuh investasi besar</h2>

Editorial Team

Tonton lebih seru di