Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi beras Indonesia sepanjang 2024 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 30,62 juta ton. Data tersebut menunjukkan adanya penurunan 480,04 ribu ton atau 1,54 persen dibandingkan dengan produksi beras pada 2023 yang mencapai 31,10 juta ton.
Menurut BPS, fenomena El Nino menjadi faktor utama penurunan produksi ini.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan meskipun produksi beras sepanjang tahun mengalami penurunan, produksi pada Desember 2024 justru lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama pada 2023.
“Kalau kita lihat realisasi produksi padi pada Desember 2024, maka produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1,15 juta ton, lebih tinggi dibandingkan dengan Desember 2023,” kata dia dalam konferensi pers, Senin (3/2).
Penurunan produksi padi pada 2024 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, and Jawa Tengah. Di sisi lain, terdapat beberapa provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi, misalnya Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Utara.
Penurunan produksi beras ini terutama terjadi pada sub-round 1 atau periode Januari-April 2024 akibat dampak El Nino yang berkepanjangan. Namun, kondisi ini dapat dikompensasi oleh peningkatan produksi beras pada sub-round 2 (Mei-Agustus) dan sub-round 3 (September-Desember), yang mengalami pertumbuhan produksi.
Dari sisi luas panen, realisasi sepanjang 2024 mencapai 10,05 juta hektare alias turun 0,17 juta hektare dibandingkan dengan 2023. Sama seperti produksi beras, penurunan luas panen terutama terjadi pada sub-round 1 akibat dampak pergeseran musim panen akibat El Nino pada semester kedua 2023. Namun, luas panen meningkat kembali pada sub round 2 dan 3, seiring dengan kondisi cuaca yang lebih baik.