Didik Nini Thowok (instagram.com/didikninithowok)
Perjalanan Didik Nini Thowok sebagai seniman tari dimulai sejak usia muda. Sejak kecil, Didik sudah menunjukkan kecintaannya pada bidang kesenian. Namun, keterbatasan ekonomi keluarga sempat menjadi tantangan dalam mewujudkan impiannya.
Didik awalnya ingin berkuliah di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) yang kini dikenal sebagai ISI Yogyakarta. Sayangnya, keinginan itu harus tertunda karena keterbatasan biaya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi pegawai di Kabin Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Didik ditugaskan sebagai pengajar tari di sejumlah sekolah tingkat dasar dan tingkat pertama.
Selama dua tahun bekerja dan menabung, Didik Nini Thowok akhirnya menjadi mahasiswa ASTI pada 1974. Ia banyak terlibat dalam berbagai proyek tari selama menempuh studi di sana dan menunjukkan prestasi menonjol hingga terpilih sebagai mahasiswa teladan pada 1976. Pada 1977, ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana muda.
Didik tidak pernah berhenti mengasah kemampuannya. Ia terus mengeksplorasi berbagai jenis tari, baik tari tradisional hingga kontemporer. Ia juga banyak berguru ke berbagai seniman tari lainnya, termasuk I Gde Raka, Endo Suanda, dan Ibu Suji.
Pengetahuan dan pengalaman ini menjadi fondasi seni tari Didik terbentuk dan menjadi ciri khas penampilannya yang unik dan sarat makna budaya.