Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
 Profil Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya Yudhi Sadewa (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Purbaya Yudhi Sadewa ditunjuk sebagai Menteri Keuangan RI menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

  • Purbaya memiliki latar belakang pendidikan teknik dan ekonomi, serta pengalaman panjang di sektor swasta dan pemerintahan.

  • Setelah dilantik, Purbaya langsung dihadapi dengan pelemahan IHSG, namun optimistis dapat menjaga stabilitas pasar keuangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Profil Purbaya Yudhi Sadewa kini menjadi pusat perhatian publik setelah resmi ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) RI, menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9), bersamaan dengan pengangkatan empat menteri dan satu wakil menteri baru.

Acara tersebut turut dihadiri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta sejumlah menteri, antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Luar Negeri Sugiono. Penunjukan Purbaya sebagai Menkeu menandai babak baru perjalanan panjangnya di dunia ekonomi dan pemerintahan.

Sebelum dipercaya mengelola kementerian strategis ini, ia lebih dulu menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020. Lantas, siapa sebenarnya sosok Purbaya dan bagaimana rekam jejaknya? Simak profilnya berikut ini!

Latar pendidikan Purbaya Yudhi Sadewa

Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 7 Juli 1964. Meski dikenal luas sebagai ekonom, perjalanan akademiknya dimulai dari ranah teknik. Ia meraih gelar Sarjana dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Minatnya pada ilmu ekonomi baru terasah saat melanjutkan studi ke luar negeri. Purbaya meraih gelar Master of Science (MSc) sekaligus Doktor di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat. Dengan bekal keilmuan ini, ia kemudian terjun sebagai analis, ekonom, hingga pejabat publik yang banyak terlibat dalam pengambilan kebijakan strategis.

Perjalanan karir profesional

Sebelum terjun ke birokrasi, Purbaya berkarir di sektor swasta. Ia pernah menjadi Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994), lalu masuk ke dunia riset dan pasar modal.

Namanya mulai dikenal ketika bergabung dengan Danareksa Research Institute sebagai Senior Economist pada 2000. Karirnya di lembaga riset ini terus menanjak hingga menjabat Chief Economist (2005–2013).

Selain itu, ia pernah dipercaya sebagai Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008) dan kemudian duduk sebagai Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) pada 2013–2015. Pengalaman panjang di industri keuangan memperkuat reputasinya sebagai ekonom yang piawai membaca dinamika pasar.

Kiprah Purbaya di pemerintahan

Purbaya mulai aktif di lingkaran pemerintahan sejak 2010 dengan menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional. Kiprahnya kemudian terus berlanjut dalam berbagai posisi strategis, di antaranya:

  • Staf Khusus Bidang Ekonomi Menko Perekonomian (2010–2014)

  • Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden (2015)

  • Staf Khusus Bidang Ekonomi Menko Polhukam (2015–2016)

  • Staf Khusus Bidang Ekonomi Menko Kemaritiman (2016–2018)

  • Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenko Marves (2018–2020)

Puncaknya, pada 2020, melalui Keputusan Presiden RI No. 58/M, Purbaya diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS, lembaga yang berperan penting dalam menjaga stabilitas sistem perbankan Indonesia. Pengalaman panjang ini mengantarkannya menjadi salah satu sosok yang dipercaya mengisi kabinet pemerintahan Prabowo–Gibran.

Tak hanya itu, dalam perjalanan karirnya, Purbaya dikenal dekat dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional. Ia kerap mendampingi Luhut dalam berbagai posisi, baik di Kantor Staf Presiden, Kemenko Polhukam, hingga Kemenko Marves. Hubungan profesional ini memperkuat reputasinya sebagai pejabat yang memahami dinamika ekonomi sekaligus politik strategis.

Langsung dihadapi pelemahan IHSG

Usai dilantik sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa langsung dihadapkan dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi pada hari yang sama. Ia menilai penurunan tersebut wajar karena pasar masih beradaptasi dengan perubahan kepemimpinan di Kementerian Keuangan.

“Mungkin pasar belum terlalu mengenal saya. Padahal saya sudah lama berkecimpung di pasar, sejak tahun 2000. Tim yang ada di Kemenkeu juga cukup kuat, dan saya optimistis bisa menjaga stabilitas,” ujar Purbaya, Senin (8/9).

Ia juga menekankan bahwa dirinya sudah lama bekerja sama dengan sejumlah pejabat di Kemenkeu, termasuk wakil menteri dan beberapa direktur jenderal. Menurutnya, kekompakan tim menjadi modal penting untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan pasar keuangan.

Lebih lanjut, Purbaya menilai pelemahan IHSG lebih dipengaruhi faktor eksternal, seperti perlambatan ekonomi global serta dinamika sosial di dalam negeri. Karena itu, ia yakin gejolak pasar hanya bersifat sementara. Ia menargetkan IHSG akan kembali pulih dalam satu hingga dua minggu mendatang.

Demikian informasi mengenai profil Purbaya Yudhi Sadewa, sosok yang kini menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI. Tantangan besar telah menantinya, mulai dari menjaga defisit APBN, mengawal program pembangunan nasional, hingga memastikan stabilitas fiskal di tengah tekanan ekonomi global.

Editorial Team