Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia telah mengimpor bawang putih sebesar 402.000 ton selama periode Januari hingga Oktober 2024, dengan nilai mencapai US$532,47 juta.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa sebagian besar impor ini berasal dari Cina, diikuti oleh India dan Australia sebagai pemasok minor.
Meskipun impor bawang putih cukup besar, harga komoditas ini terus menunjukkan tren kenaikan. Pada pekan kedua November 2024, rata-rata harga bawang putih nasional naik menjadi Rp41.908/kg dari pekan sebelumnya, yang berada pada Rp41.681/kg.
Kenaikan ini mencapai 1,42 persen dibandingkan bulan lalu.
Amalia menjelaskan bahwa kenaikan harga bawang putih terjadi di sekitar 54,44 persen wilayah Indonesia, dengan jumlah kabupaten/kota yang terdampak meningkat dari 166 menjadi 196 wilayah.
Selain bawang putih, komoditas seperti bawang merah dan daging ayam ras juga turut mendorong kenaikan indeks harga pangan (IPH) selama November.
"Bawang putih dan daging ayam ras menjadi dua komoditas terbesar yang menyumbang kenaikan harga IPH pada minggu kedua bulan ini," ujar Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Kemendagri, Senin (18/11).
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun suplai bawang putih melalui impor tetap terjaga, faktor lain seperti distribusi dan permintaan dapat memengaruhi harga di tingkat konsumen.