Jakarta, FORTUNE - Pemerintah memfokuskan program untuk menstabilkan harga beras nasional pada Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Alasannya, pasar itu berkontribusi terhadap permintaan beras nasional hingga 27 persen.
Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, pasokan beras dengan harga yang lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) akan terus digalakkan. Salah satu caranya, dengan inisiatif ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) BULOG. Diharapkan langkah tersebut akan ikut membantu pemenuhan permintaan pasar.
“Langkah ini akan terus dilakukan untuk memastikan harga beras kembali stabil. Sebagai tahap awal, BULOG akan menyediakan 2.000 ton beras untuk disuplai ke PIBC,” kata Adi dalam keterangannya, Senin (7/11).
Pemerintah melancarkan penyaluran beras medium dengan harga Rp8.900 per kilogram untuk menstabilisasi harga beras di tingkat konsumen. Akan hal HET beras medium, pemerintah menetapkan kisaran Rp9.450–Rp 10.250 per kilogram sesuai dengan pembagian zonasi.
Aksi penyaluran ke PIBC itu merupakan bagian dari upaya mengendalikan inflasi pangan karena inflasi Oktober 2022 mendapat sumbangsih 0.03 persen dari beras, berdasarkan atas data Badan Pusat Statistik (BPS).
Dengan tingginya permintaan beras di Pasar Cipinang, NFA secara paralel akan memobilisasi stok beras dari Sulawesi Selatan sekitar 6.000 ton dan dari Nusa Tenggara Barat 9.800 ton. Kemudian, BULOG akan mengalokasikan 14.000 ton di sekitar DKI Jakarta untuk stok, yang akan membuat “Jakarta akan kelebihan stok,” ujar Adi.